Judul : Menulis bisa membuat berfikir logis dan kritis
Tulisan adalah produk pemikiran. Sebuah tulisan harus dibangun atas konstruksi pemikiran yang terdiri atas tiga komponen penting, yakni klaim, argumen, dan data.
Inti dari setiap tulisan adalah klaim tentang suatu hal. Sebuah klaim harus didasari dengan argumen.
Klaim tanpa argumen bisa disebut ngawur. Selanjutnya, argumen yang kuat tentu membutuhkan bukti berupa data. Tanpa data, argumen tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Tulisan yang baik bisa dinilai dari logis atau tidaknya ketiga komponen yang berkaitan tersebut. Argumen mengenai suatu klaim haruslah logis. Jangan sampai memberikan argumen yang tidak ada hubungannya dengan sebuah klaim itu sendiri. Pun dengan bukti, data yang disajikan untuk memeperkuat argumen juga harus logis.
Proses penalaran seperti itu tidak hanya berlaku dalam penulisan. Lebih dari itu, proses penalaran yang memperhatikan ketiga komponen itulah yang disebut bernalar secara logis dan kritis. Tentu, kemampuan itu harus dimiliki oleh semua mahasiswa.
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendeskripsikan suatu hal atau sebuah fenomena (kemampuan deskriptif). Level pembelajaran atau berfikir mahasiswa harus melebihi itu, yakni analitis, kritis, bahkan hingga solutif. Level berfikir ini harus diwujudkan dalam setiap aktivitas pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam penulisan naskah ilmiah.
Menulis adalah aktivitas yang dapat melatih kemampuan berfikir logis dan kritis. Apalagi menulis untuk media massa. Selain harus dibangun dengan klaim, argumen, dan data yang logis, (ruang) tulisan juga dibatasi sehingga harus singkat dan padat
Inti dari setiap tulisan adalah klaim tentang suatu hal. Sebuah klaim harus didasari dengan argumen.
Klaim tanpa argumen bisa disebut ngawur. Selanjutnya, argumen yang kuat tentu membutuhkan bukti berupa data. Tanpa data, argumen tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Tulisan yang baik bisa dinilai dari logis atau tidaknya ketiga komponen yang berkaitan tersebut. Argumen mengenai suatu klaim haruslah logis. Jangan sampai memberikan argumen yang tidak ada hubungannya dengan sebuah klaim itu sendiri. Pun dengan bukti, data yang disajikan untuk memeperkuat argumen juga harus logis.
Proses penalaran seperti itu tidak hanya berlaku dalam penulisan. Lebih dari itu, proses penalaran yang memperhatikan ketiga komponen itulah yang disebut bernalar secara logis dan kritis. Tentu, kemampuan itu harus dimiliki oleh semua mahasiswa.
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendeskripsikan suatu hal atau sebuah fenomena (kemampuan deskriptif). Level pembelajaran atau berfikir mahasiswa harus melebihi itu, yakni analitis, kritis, bahkan hingga solutif. Level berfikir ini harus diwujudkan dalam setiap aktivitas pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam penulisan naskah ilmiah.
Menulis adalah aktivitas yang dapat melatih kemampuan berfikir logis dan kritis. Apalagi menulis untuk media massa. Selain harus dibangun dengan klaim, argumen, dan data yang logis, (ruang) tulisan juga dibatasi sehingga harus singkat dan padat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar