Praktek
kecurangan akuntansi bisa timbul dalam berbagai bentuk.
mengklasifikasikan
fraud (kecurangan) menjadi 4 golongan berdasarkan pencatatan, frekuensi,
konsiprasi dan keunikan.
1.
Berdasarkan Pencatatan
Kecurangan
berupa pencurian aset dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu:
a. Pencurian aset yang tampak
secara terbuka pada buku, seperti duplikasi pembayaran yang tercantum pada
catatan akuntansi (fraud open on-thebooks), kecurangan jenis ini lebih mudah
untuk ditemukan
b. Pencurian aset yang tampak
pada buku, namun tersembunyi diantara catatan akuntansi yang valid, seperti kickback
(fraud hidden on the-books)
c.
Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat dideteksi
melalui pengujian transaksi akuntansi “yang dibukukan”, seperti: pencurian
uang pembayaran piutang dagang
yang telah dihapusbukukan/di-write-off (fraud
off-the books), kecurangan jenis ini paling sulit untuk ditemukan.
2.
Berdasarkan Frekuensi
Pengklasifikasian
kecurangan berdasarkan frekuensi terjadinya, yaitu:
a.
Tidak berulang (non-repeating fraud).
Kecurangan yang tidak berulang, walaupun terjadi
beberapa kali, pada dasarnya bersifat tunggal.
b.
Berulang (repeating fraud)
kecurangan berulang, tindakan yang menyimpang
terjadi beberapa kali dan hanya diinisiasi/diawali sekali saja, selanjutnya
kecurangan terjadi terus-menerus sampai dihentikan..
3.
Berdasarkan Konspirasi
Kecurangan
yang terjadi karena adanya konspirasi bona fide maupun pseudo. Bona
fide conspiracy, yaitu semua pihak sadar akan adanya kecurangan, sedangkan pseudo
conspiracy, ada pihak-pihak yang tidak mengetahui terjadinya kecurangan.
4.
Berdasarkan Keunikan
Kecurangan
berdasarkan keunikannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Kecurangan khusus (specialized fraud),
Terjadi secara unik pada orang-orang yang
bekerja pada operasi bisnis tertentu
b.
Kecurangan umum (garden varieties of fraud)
Mungkin sering di hadapi oleh semua orang
dalam operasi bisnis secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar